Assalamu’akaikum Wr. Wb.
Yang terhormat kepada guru pembimbing Bahasa Indonesia.
Dan teman-teman seperjuangan yang saya banggakan.
Marilah kita mengucapkan syukur sebanyak-banyaknya kepada Allah S.W.T karna
tanpa kehendaknyalah, kita tidak dapat berada di tempat ini. Tak lupa pulah
mengirimkan salawat serta taslim kepada Nabi Besar MUHAMMAD S.A.W karna atas
bimbingannyalah kita dapat berpindah dari alam kebodohan.
Teman-temanku yang saya banggakan.
Akhir-akhir ini, sering kita mendengar dan membaca dari media cetak dan
elektronik mengenai nilai minimum untuk kelulusan ujian nasional pada tahun
ajaran 2009/2010 lalu. Standar kelulusan yang semula hanya 5,5 telah dinaikkan
menjadi 6,0 pada tahun itu. Bahkan dikatakan lebih dari ribuan pelajar yang
tidak lulus pada UN tahun lalu karna nilai minimum yang terus meningkat.
Seperti telah diketahui, standar nilai kelulusan ini memang selalu meningkat
setiap tahunnya. Bagi pelajar seperti kita, hal ini dianggap tidaklah begitu
mengerikan seperti tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, ada memang, siswa yang
telah mempersiapkan diri dengan belajar bersungguh-sungguh selama 3 tahun agar
bisa lulus pada UN. Mereka aktif bertanya dan mengasah kemampuannya untuk lulus
pada UN. Sebab sekolah itu diperuntukkan bukanlah untuk mendapatkan nilai, tapi
mengejar cita-cita dengan mendapatkan ilmu pengetahuan.
Tapi bagi yang sebagian lainnya yaitu mereka yang hanya mengejar nilai dan
bermalas-malasan sehingga menggelapkan masa depannya . Mereka terlalu
bersantai-santai dan hanya mengandalkan orang lain serta kunci-kunci jawaban
yang tersebar di masyarakat. Mereka yang tidak menyadari kerugian yang telah
mereka alami. Sungguh sangat disayangkan dengan tidak memanfaatkan kemampuan
yang ada.
Teman-teman seperjuangan.
Judul pidato yang ingin saya sampaikan pada saat ini, yaitu mengenai
tindakan terbaik bagi pelajar SMA dalam menyikapi ujian nasional pada tahun
ini. Pada pembukaan pidato, saya telah memberitahukan mengenai kenaikan standar
kelulusan dan tindakan siswa-siswa dalam menghadapi UN. Pada tujuannya ialah
bahwa siswa yang dapat memikirkan akan bagaimana ia di masa depannya, yaitu
siswa yang memang telah berusaha dari awal dengan menggunakan waktunya dengan
sebaik-baiknya yang dapat menentukan bagaimana hidupnya di masa nanti.
Pelajar pada zaman sekarang, seringkali lupa memikirkan tentang kehidupan
pada masa depan. Pendirian mereka yang masih belum kokoh, seringkali terguncang
akan sesuatu. Mereka mudah terpengaruh pada apa saja yang nantinya akan
merugikan diri mereka sendiri, seperti keteguhan dan keseriusannya dalam
belajar.
Banyak pelajar yang suka ikut-ikut akan tindakan temannya. Atau pelajar yang
tidak juga mengerti akan waktu yang tersisa untuk belajar dan membuang-buang
waktunya dengan sia-sia. Namun ada juga pelajar yang dengan lantangnya
mengatakan cita-citanya. Pelajar yang telah berusaha tanpa menyerah sambil
berserah diri kepada Tuhan. Mereka yang dengan kekuatannya sendiri ingin
menaklukan soal-soal, permasalahan-permasalahan dalam belajar serta
menyelesaikan pengayaan-pengayaan yang sulit dan berbangga akan hasilnya.
Hal-hal diatas ialah perbandingan dan renungan bagi teman-teman semua.
Sudah sepatutnya kita mengetahui bagaimana tindakan-tindakan pemerintah saat
ini yang sedang menggalakkan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Hal itu
dapat di antisipasi dengan cara mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Belajar dengan tekun dan lulus dari segala rintangan yang ada. Disamping itu,
jangan pernah lupa untuk bertawakal. Sebab segala kemungkinan dapat terjadi
dalam hidup ini. Seperti dikatakan bahwa penerimaan mahasiswa baru tahun ini
pada beberapa universitas tertentu, hanya akan didasarkan pada nilai UN saja.
Patut disayangkan bagi pelajar yang telah mempersiapkan segala sesuatunya
selama 3 tahun, gagal hanya dalam waktu 3 hari (UN). Maka dari itu, jangan
pernah lupa untuk bersyukur.
Disamping itu, tidak mudah terpengaruh pada lingkungan juga sangatlah
penting dalam membantu persiapan dalam melaksanakan UN. Berusaha dan percaya
diri dalam menentukan yang terbaik bagi diri sendiri. Tidak terpengaruh pada
pikiran sesaat yang menjerumuskan. Sehingga memancing diri untuk tidak gampang
merendahkan sesuatu dan berusaha meraih yang setinggi-tingginya. Tegas dalam
memilih dan tidak mudah goyah pada keputusan adalah kunci utama dalam
kesuksesan. Bertanya untuk kemajuan pengetahuan pada yang lebih berpengalaman.
Jika dilakukan, tidak hanya kesuksesan atas diri pribadi (jiwa dan rohani) yang
akan didapat, tapi juga kesuksesan bagi orang tua dan keluarga.
Demikianlah pidato yang sempat saya sampaikan. Saya harap teman-teman
sekalian mendapatkan apa yang diinginkan dari pidato singkat yang telah saya
berikan. Mohon maaf bila terdapat kesalahan dan kekurangan karna itu semua tak
luput dari unsur ketidak sengajaan. Wabillahi taufik wahidayah wassalamu
alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Komentar
Posting Komentar